Solo Traveling ke Purwakarta dengan Kereta Api Lokal Waduk Jatiluhur menjadi tujuan pelarian singkat sabtu lalu. Penulis tertarik mengunjungi waduk ini setelah membaca Novel Negeri Para Bedebah yang mempunyai latar tempat salah satunya di Waduk Jatiluhur. Ya namanya juga cerita fiksi tentunya tidak betulan ada rumah keluarga Thomas di Waduk Jatiluhur, pun andai di sana ada yang namanya Thomas bukanlah Thomas penasihat keuangan yang berupaya menyelamatkan bank semesta dengan negosiasi dana talangan dari kementerian. Fiksi tetaplah fiksi, meski seseru apapun ceritanya. Ulasan singkat Tere mengenai Waduk Jatiluhur membuat penulis tertarik mendatangi waduk ini. Lokasinya terletak di Kabupaten Purwakarta-Jawa Barat, jika diilihat di google maps jaraknya sekitar 100 km dari Jakarta dengan waktu tempuh sekitar tiga jam dengan berkendara motor. Karena motor penulis tidak terlalu mumpuni untuk jalan jarak jauh, jadilah penulis mencari alternatif lain yaitu menuju Kota Purwakarta terlebih dahulu dengan kereta api lalu dilanjutkan dengan menumpang angkot. Berangkat sama siapa ke sana? Sendirian saja atau solo traveling ke waduk Jatiluhur. Tiket KA Lokal Walahar Ekspresssetting pencarian tiketThanks to atas ulasan yang informatif mengenai pengalamannya menggunakan KA Lokal ke Bandung. Penulis pun mencoba memesan melalui aplikasi KAI Akses namun hasilnya "jadwal tidak ditemukan" , rupanya kita harus mengubah pengaturan pencarian dari KA Antar Kota ke KA Lokal terlebih dahulu. jadwal bisa berubah, cek kai aksesNama kereta api yang penulis gunakan adalah Walahar Ekspress dengan rute Cikarang menuju Purwakarta. Ada banyak pilihan jam keberangkatannya dari yang paling awal pada pukul 545 dan yang terakhir pukul 1845. Karena mempertimbangkan waktu untuk menuju Cikarang sekitar satu jam, Penulis mengambil keberangkatan kedua pada pukul tujuh pagi. Lalu untuk tiket pulang dari Purwakarta ke Cikarang, Penulis memilih untuk mengambil jam keberangkatan terakhir pada pukul 1745 WIB. Untuk pembayaran terdapat dua metode yaitu QRIS atau linkaja. Penulis sendiri menggunakan linkaja dengan biaya Rp PP. Bukannya justru PR lagi ya ke stasiun Cikarang? bagi penulis tidak terlalu masalah karena letak kos dekat dengan stasiun Jatinegara jadi bisa pakai krl pukul 530 WIB menuju Cikarang dan tiba pada pukul 620 WIB. Masih aman dan tidak perlu khawatir ketinggalan kereta ke Purwakarta. Bagi sobat yang ingin mencoba silahkan survei dulu jadwal KRL dan KA lokalnya, sandingkan dan estimasikan sendiri waktunya. Semua jadwalnya ada di KAI Akses, lengkap !. Lalu bagaimana syarat berpergiannya apakah harus menyertakan hasil tes antigen ketika masuk ke dalam kereta? Yang penulis alami sendiri tidak ada syarat tersebut dan tidak diminta saat melakukan boarding, tidak seperti KA antar Kota pada umumnya. Namun tentunya kita harus tetap memperhatikan kesehatan masing-masing, kalau kondisi kurang fit janganlah memaksakan untuk pergi. Jangan lupa juga memakai masker dan membawa hand perjalanan ke PurwakartaTidak banyak perlengkapan yang penulis bawa saat traveling ke Purwakarta sabtu lalu. Tas backpack 15 liter yang penulis gunakan hanya berisi satu lembar baju cadangan, kamera, satu buku, cover bag, dan payung musim hujan, sedia payung wkwk. Penulis berjalan kaki sekitar 1 kilometer dari kos menuju Stasiun Jatinegara pukul lima pagi. Jalanan masih sepi dan angkot belum ada yang melintas sepagi stasiun jatinegaraKRL yang ditunggu datang tepat waktu, tempat duduk nampak lengang hanya sedikit yang terisi. Situasi yang berbanding terbalik saat hari kerja yang penuh sesak. Penulis tiba di stasiun Cikarang pukul 620 dan harus tap out dulu dari peron kedatangan penumpang KRL. Setelah itu penulis mengikuti papan penunjuk arah menuju tempat boarding KA lokal. Tidak perlu cetak-cetak lagi, tinggal tunjukan saja e-ticket yang sudah mempunyai barcode. stasiun cikarang meja pengecekan tiket KA LokalPenulis langsung memasuki kereta dan mencari tempat duduk 13E yang penulis pilih saat memesan tiket. Rupanya tempat duduk yang dipilih menghadap ke belakang bukan menghadap ke moncong kereta. Bukan masalah besar sih, tapi lebih nyaman aja kalau duduknya se arah dengan arah lajunya kereta. Syukurlah penumpangnya sepi saat itu, penulis bisa duduk di kursi nomor 14 dan bisa selonjoran hehehe. Komposisi tempat duduk kereta 2-3 hadap-hadapan sama seperti kereta api kelas ekonomi pada umumnya. Ada dua colokan untuk ngecas dan WCnya bersih loh. Lama perjalanan sekitar 1,5 jam saja dan kereta api ini akan berhenti di tiap stasiun kecil. Penulis tidak menghitung sudah berapa kali keretanya berhenti saking ada pagarnyaSekitar pukul kereta api Walahar Ekspress tiba di Stasiun Purwakarta. Bangkai kereta yang bertumpuk menjadi pemandangan yang familiar di stasiun ini. Penulis langsung keluar stasiun dan celingukan mencari angkot nomor 03 menuju terminal Ciganea. Bersambung dan silahkan baca lanjutannya di Solo Traveling ke Waduk Jatiluhur.Adapunbiaya masuk ke Waduk Jatiluhur dipatok antara Rp 15000 hingga Rp 20000. Purwakarta Pedia- Pelonggaran PPKM di Indonesia seiring dengan semakin menurunnya kasus covid-19 membuat bisnis perjalanan wisata atau tour dan travel kembali menggeliat. Tersangkut Enceng Gondok di Waduk Jatiluhur 23 Wisatawan Terjebak hingga Malam 23
Setelah gue melakukan perjalanan ke kebun teh bogor bisa baca postingannya disini gue pun berencana buat ketempat lain, dan maunya sih di luar jabodetabek. Gue coba googling buat nemui kota-kota yang dekat dari Jabodetabek buat one-day trip. Gue nemu 2 kota, Sukabumi dan Purwakarta. Setelah gue bandingkan ongkos buat kedua kota itu akhirnya gue milih purwakarta jadi destinasiku dan aku tertarik dengan waduk Jatiluhur. Waduk terbesar di Indonesia. Selama ini gue cuma tau waduk itu dari buku pelajaran sekolah, sekarang saatnya gue ngeliat gimana waduk itu aslinya. Gue berangkat dari stasiun pondok ranji sekitar jam 7 kurang. Sampe di Manggarai gue nunggu krl ke Cikarang. Karena kelamaan gue naik aja krl ke Bekasi.. sampe di Bekasi gue nunggu kereta ke Cikarang. Akhirnya keretanya dating juga, gitu sampe cikarang gue langsung nyari dimana loket buat mesan tiket kereta ke purwakarta. Ternyata tempatnya dibawah.. gue pesan deh tiketnya, harganya murah Cuma 6000. Kereta yang harusnya datang jam 11 telat dan akhirnya tiba sekitar pukul Gue pun naik kereta dan ga nyangka dalemnya rame banget. Gue kira bakalan sepi. Jadilah akhirnya gue berdiri di koridor di antara bangku2. Perjalanan dari stasiun cikarang sampe stasiun Purwakarta makan waktu hampir lebih 1 setengah jam. Stasiun Purwakarta Dan tibalah gue di stasiun Purwakarta. Di stasiun ini banyak sekali gerbong-gerbong kereta yang udah ga kepake dan diletakkan disini. Semacam kuburan kereta. Sayangnya ga diperbolehkan buat mendekati gerbong itu. Gue pun menyempatkan buat mengambil foto “kuburan” tersebut dari peron tempat gue turun. Ada juga patung di depan stasiun Purwakarta, biasanya dijadiin spot foto sama penumpang-penumpang yang berada di stasiun. "Kuburan" Kereta Setelah sampe di stasiun Purwakarta gue lanjut naik angkot 03 ke terminal Ciganea. Gue Tanya ke supirnya angkot untuk ke waduk Jatiluhur dan akhirnya supir menurunkan gue di pertigaan sebelum terminal ciganea dan naik angkot nomor 11. Angkotnya sepi, Cuma gue penumpangnya. Kalo naik angkot ke Waduk Jatiluhur kita bakal diantar sampe masuk gerbang dan harga masuknya gratis kita Cuma bayar angkotnya aja. Sampe di sana supir nanya ke gue mau turun dimana dan gue bingung jawabnya wkwk karena baru pertama kali kesini.. gue bilang ke danaunya aja sama masnya. Akhirnya gue diturunkan tepat di pinggir waduknya dan gue nanya berapa ongkosnya ke supirnya. ’15 ribu aja mas, tapi kalau bisa 20 ribu lah, kan udah dianterin sampe sini’.. mendengar ini gue langsung meringis mahal banget ongkosnya.. kebetulan gue juga gapunya 5 ribuan jadi gue kasih aja 20 ribu sama supirnya. Setelah itu gue turun deh buat lebih dekat ke danaunya karena danaunya agak jauh ke bawah. Waduk Jatiluhur Pinggiran danau Jadi sebenernya waduk ini dinamakan waduk Ir. H. Juanda untuk mengenang jasanya dalam memperjuangkan pembiayaan pembangunan Waduk Jatiluhur. Pembangunan waduk ini dilakukan dengan membendung Sungai Citarum dengan luas daerah aliran sungai seluas km2. Bendungan ini dibangun sejak era Presiden RI pertama Ir Soekarno mulai tahun 1957 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 26 Agustus 1967. Dana yang dikeluarkan buat pembangunan waduk ini US$ 230 juta. Gede juga yah. Banyak batu besar di sekitar danau ini Waduk Jatiluhur ini cukup ramai dikunjungi ketika weekend. Gue juga berpapasan dengan rombongan anak sekolah yang lagi rekreasi di waduk ini. Di dalam waduk ini juga banyak terdapat rumah makan, dan makanan yang terkenal yaitu sate maranggi, berhubung waktu gue juga ga banyak gue ga sempat buat mencicipi sate khas Purwakarta ini. Mobil siapa ini? Sebaiknya juga jangan terlalu dekat dengan pinggir danau, karena tanahnya yang ga padat. gue sempat nyoba buat ke pinggir danau buat ngambil foto, dan apesnya kaki gue masuk kedalam lumpur! Kaki gue gabisa di angkat, mana bapak bapak yang ada di perahu pada ngeliatin doang kagak mau nolongin. Hadeh. Alhasil dengan usaha sekuat tenaga kaki gue berhasil dikeluarin dari lumpur. Dari ujung kaki sampe lutut semuanya berlumpur. Bapak-bapak yang ngeliatin tadi menyarankan gue buat bersihin kaki di pinggiran waduk, dan gue pun bersihin kaki di pinggir waduk itu. Kapal di pinggiran waduk. Di sekitar sini juga gue terjebak lumpur Setelah puas melihat waduk jatiluhur akhirnya pun gue putuskan buat pulang balik ke kosan. Gue naik angkot 11 lagi kebetulan lewat, kali ini penumpangnya lumayan banyak. Karena jadwal terakhir kereta ke cikarang jam 3 tadi jadi gue memutuskan buat pulang naik bus sampe ke Bekasi. Jadi gue turun di terminal Ciganea. Akhirnya gue sampe terminal Ciganea dan bayar ongkos. Dan ongkosnya berapa ?? Cuma 8 ribu guys.. rugi banyak gue pas mau pergi tadi. Setelah kesal karena hal yang tadi akhirnya gue nunggu Bus yang berangkat ke Bekasi. Dan bus pun datang, gue naik Bus Primajasa jurusan Bandung Bekasi via Purwakarta. Busnya ekonomi jadi ga pake ac. Tapi dalemnya bagus kok. Ongkos ke Bekasi Cuma 12 ribu, ini termasuk murah sih. Gue pun sampe di terminal Bekasi. Setelah nanya sana sini gue pun naik angkot warna biru dan turun di stasiun bekasi dan pulang ke pondok ranji naik krl. Pukul akhirnya sampe di kosan juga. Jadi biaya yang gue keluarkan untuk ke waduk Jatiluhur Krl pp Pondok Ranji-Cikarang = 14000 Kereta Walahar Express = 6000 Angkot dari stasiun purwakarta ke terminal Ciganea = 5000 Angkot dari Ciganea ke Waduk Jatiluhur = 20000 Angkot dari Waduk Jatiluhur ke Terminal Ciganea = 8000 Bus Purwakarta – Bekasi = 12000 Angkot ke Stasiun Bekasi = 5000
PendakianGunung lembu, walau dibilang gunung sebenarnya ini lebih bisa di sebut sebuah bukit dengan batu besar yang menjorong keluar dan jika diperhatikan bentuknya memang seperti punggung se-ekor lembu (Sapi), gunung lembu sendiri berada dekat dengan waduk jati luhur, tepatnya di kampung panunggal, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Bandung - Purwakarta yang tenar dengan sate maranggi tersebut sebetulnya menyimpan banyak wisata menarik yang dapat dikunjungi. Terletak tidak terlalu jauh dari Kota Bandung, Purwakarta dapat menjadi salah satu alternatif bagi warga Bandung yang ingin berwisata di akhir menggunakan mobil, perjalanan ke Purwakarta melalui tol hanya memakan waktu sekitar satu jam setengah. Melakukan touring singkat dengan motor menuju Purwakarta pun tidak butuh waktu lama, cukup 2 jam perjalanan saja. Berikut daftar tempat wisata yang dapat Anda kunjungi ketika bermain ke Waduk JatiluhurHarga Tiket Masuk hari kerja dan akhir pekanAlamat Jatimekar, Kec. Jatiluhur, Kabupaten PurwakartaJam Operasional WIB Siapa yang tidak mengenal Waduk Jatiluhur? Salah satu ikon Purwakarta ini menjadi daya tarik utama karena beragam aktivitas yang dapat dilakukan disini. Berolahraga, bersantai, dan berfoto ria menjadi aktivitas yang paling sering dilakukan oleh pengunjung Waduk berkunjung ke Waduk Jatiluhur, dari Stasiun Purwakarta, gunakan angkutan kota angkot 04 tujuan Ciganea untuk turun di pertigaan sebelum pertigaan Ciganea. Setelah itu Anda perlu lanjut naik angkot 11 tujuan Waduk Parang GombongHarga Tiket Masuk GratisAlamat Desa Kutamanah, Kec. Sukasari, Kabupaten PurwakartaJam Operasional 24 jamMenjadi salah satu lokasi wisata yang menawarkan lahan kemah, Parang Gombong menawarkan berbagai keindahan alam seperti Waduk Parang Gombong, perbukitan, dan matahari terbit dan terbenam. Selain itu, Parang Gombong juga menyajikan wahana permainan untuk berkunjung ke Parang Gombong, dari pintu tol Ciganea, gunakan angkot jurusan Plered untuk transit di Pasar Plered. Kemudian, Anda dapat melanjutkan perjalanan menggunakan angkot jurusan Cilalawi untuk turun di Pasar Warung Panjang. Setelah itu, gunakan ojek ke Gunung Cikao ParkHarga Tiket Masuk Desa Cisalada, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten PurwakartaJam Operasional WIBLokasi wisata yang juga memiliki unsur edukasi ini tentu menarik untuk dikunjungi bersama keluarga. Di dalam Cikao Park, pengunjung dapat bermain di water park, taman satwa, taman lampion, dan rumah ilusi. Untuk masuk ke berbagai tempat tersebut, manajemen Cikao Park memberikan biaya tambahan sebesar hingga Taman BatuHarga Tiket Masuk Kampung Lembang, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Bojong, Kabupaten PurwakartaJam Operasional WIBMata air pegunungan yang mengalir menuju pemandian air dingin menjadi pesona utama Taman Baru di Purwakarta. Tumpukan batu alami di sekitar kolam pemandian pun mempermanis penampilan pemandian menyuguhkan pemandian air dingin, Taman Batu juga menyediakan penginapan dalam dua tipe. Tipe pertama berupa saung dengan satu kamar, dipatok di harga per malam. Tipe kedua berupa rumah dengan dua kamar, dipatok dengan harga per Bukit PanenjoanHarga Tiket Masuk Kampung Cinangka, Desa Sindang Panon, PurwakartaJam Operasional WIBTidak dapat dimungkiri, keindahan spot foto alam di Bukit Panenjoan sangat memikat minat para pemburu foto. Pemandangan kebun teh yang sangat luas, pemandangan pegunungan, dan pepohonan hijau terlihat sangat indah dari Bukit Panenjoan. Beberapa gardu pandang pun dipasang oleh pengelola untuk memudahkan wisatawan berfoto wisata yang resmi dibuka pada 2016 ini juga menyediakan jembatan bambu berbentuk melingkar yang panjangnya mencapai ratusan meter. Pengunjung dapat menjelajahi jembatan bambu ini sembari melayangkan pandangan pada keindahan alam di sekitar Bukit Pasir Langlang PanyawanganHarga Tiket Masuk Desa Pasir Muncang, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten PurwakartaJam Operasional WIBKawasan hutan pinus yang dapat digunakan untuk aktivitas seperti berkemah, bersepeda, atau hiking ini bernama Pasir Langlang Panyawangan. Suguhan cantiknya hutan pinus menjadi daya tarik Pasir Langlang Panyawangan yang juga memiliki objek wisata Curug Pamoyanan Indah dan Goa Tebing BoyerHarga Tiket Masuk Kampung Talun, Desa Tajusindang, Kecamatan Sukatani, PurwakartaJam Operasional 24 jamSalah satu tempat wisata yang hits di Purwakarta, Tebing Boyer disebut sebagai tempat wisata yang anti mainstream. Pada 1957, Tebing Boyer sebetulnya merupakan lokasi penggilingan batu andesit yang merupakan bahan dasar pembangunan Waduk menikmati pemandangan Tebing Boyer, pengunjung perlu melalui trek yang cukup berat sepanjang 2 km. Setelah sampai, pengunjung akan disuguhi sisa-sisa bangunan yang telah runtuh di hadapan pemandangan Gunung LembuHarga Tiket Masuk Kampung Panunggal, Desa Panyindangan, Kecamatan SukataniJam Operasional 24 jamMenjadi tempat wisata yang direkomendasikan bagi pendaki pemula, Gunung Lembu dengan ketinggian 792 meter di atas permukaan laut mdpl ini menyuguhkan pemandangan Waduk Jatiluhur, Gunung Parang, dan Gunung mendaki Gunung Lembu dibutuhkan waktu sekitar dua sampai empat jam. Pengunjung juga dapat mendirikan kemah untuk menginap di Gunung Lembu. Pengunjung yang menginap akan dikenakan tarif yang lebih tinggi, yaitu Bukit KatumbiriHarga Tiket Masuk Bukit Katumbiri, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta,Jam Operasional WIBObjek wisata yang masih tergolong baru ini menyajikan beragam titik foto yang menunjukkan perbukitan dan terasering. Katumbiri sendiri merupakan sebuah kata di bahasa Sunda yang berarti pelangi. Dalam kata lain, Bukit Katumbiri juga dapat diartikan sebagai bukit Hidden Valley HillsHarga Tiket Masuk dewasa dan anak berumur 2-8 tahunAlamat Desa Cibodas, Kecamatan Sukatani, PurwakartaJam Operasional WIBTempat wisata lain yang hits di Purwakarta adalah Hidden Valley Hills. Tujuh pilar atau tugu yang memiliki ceritanya masing-masing menjadi daya tarik utama bagi pengunjung. Ketika mengunjungi wisata ini, pengunjung tidak hanya disuguhkan pesona alam yang sangat indah, tetapi juga berbagai sejarah yang tertulis di tugu tersebut, seperti kisah Prabu ketujuh tugu tersebut, Hidden Valley Hills juga menyediakan kolam renang yang menjadi spot menarik untuk menyaksikan matahari terbenam. Terdapat biaya tambahan untuk berenang, yaitu untuk orang dewasa dan untuk anak berumur 2 sampai 8 tahun. Simak Video "Penampakan Banjir Bandang Terjang Tempat Wisata di Purwakarta" [GambasVideo 20detik]Jeritansenang dari Ika dan Dinna membuyarkan lamunanku. Apa yang ada dihadapanku ini benar benar indah. Suasana terbuka tepat menghadap ke arah Waduk Jatiluhur, Lampu lampu keramba tampak semarak menyambut kami, tampak di kejauhan riuh lampu kota purwakarta, siluet gunung parang dan bongkok menjadi pemanis.Situ Buleud Taman Sri Baduga, ikon dan landmark populer Purwakarta Buat sebagian orang, tinggal di Bandung itu nampak menyenangkan. Namun untuk seorang pemuda lajang yang udah 10 tahun lebih tinggal di kota ini, Bandung itu membosankan. Nggak banyak perubahan signifikan dari segi infrastruktur. Maka pada suatu weekend, demi membunuh rasa bosan itu, gue memutuskan untuk melakukan short escape ke kota sebelah, Purwakarta. Meski cuma sehari di Purwakarta, tapi gue udah bisa mampir ke Waduk Jatiluhur dan nonton air mancur di Situ Buleud Taman Sri Baduga. Bandung memang punya banyak tempat wisata, tapi konsepnya itu-itu aja. Hutan pinus lagi. Leisure park lagi. Gue juga nggak tertarik dengan tempat wisata yang kegiatannya cuma bisa foto-foto doang, berbayar pulak, tanpa ada yang bisa dipelajari atau diamati. Sebenernya gue suka dengan kawasan Balai Kota, Jalan Braga, Jalan Asia Afrika, dan sekitarnya. Sayangnya ada 1 hal lagi yang gue keluhkan MACEEETTT! Gue nggak suka banget berkendara dalam kemacetan, meski itu dengan sepeda motor. Frustrating! Sementara nggak ada angkutan umum di Bandung yang bisa diandalkan. Makanya, gue lebih memilih jalan-jalan ke luar kota atau luar negeri sekalian, hehe. Dari Bandung ke Purwakarta Naik Travel atau Kereta? Pagi-pagi itu, gue sudah tiba di pintu selatan Stasiun Bandung yang untuk mengaksesnya harus melalui jalanan yang berlubang, bergeronjal, dan becek. Padahal ada di tengah kota. Gue udah antusias untuk naik kereta pagi ke Purwakarta, sampai petugas yang berjaga di loket berkata, “Baru dibuka nanti jam 930.” “Jam 930? Bukannya ada kereta pagi ya?” tanya gue. Gue sudah memastikan, bahwa di papan informasi yang ada di stasiun, ada keberangkatan kereta pagi ke Purwakarta. Entah karena ada perubahan jadwal atau gimana, kereta pagi ke Purwakarta itu udah nggak ada. Gue segera mengirimkan pesan kepada Sanny tentang apa yang terjadi. Dengan cepat, kami memutuskan untuk berubah haluan ke mobil travel. “Udah tanggung,” ujar Sanny di kotak pesan Whatsapp. Ada 2 operator travel di Bandung yang melayani rute ke Purwakarta P Trans dan Arnes Shuttle. Pilihan jatuh pada travel kedua karena sudah lebih familiar. Kami memilih berangkat dari pick-up point Bandung Trade Center BTC. Segera setelah tiba di BTC dengan menumpang ojol, ada satu kebingungan lagi yang melanda MALL-NYA MASIH TUTUUUPPP! Padahal loket Arnes Shuttle ada di dekat pintu masuk utama yang masih tutup itu. Gue lalu bertanya sama seseorang yang mana gue lupa siapa, orang itu lalu menunjuk mbak-mbak penjual tiket Arnes Shuttle yang duduk di tangga pintu masuk. Oalah. Akhirnya gue beli tiket ke Purwakarta untuk 2 orang, harga tiket Arnes Shuttle rute Bandung-Purwakarta adalah saja. Memang jauh lebih mahal daripada ongkos naik kereta lokal yang hanya Namun harga itu sepadan dengan kenyamanan dan kecepatan. Bandung – Purwakarta ditempuh dalam 1 jam saja, sementara waktu yang dihabiskan dengan naik kereta adalah 2,5 jam. Nggak lama kemudian, Sanny datang. Baca Juga Berkelana di Bangka Dalam 2 Hari 1 Malam Check Point 1 Waduk Jatiluhur Istora Resort Jatiluhur Mobil Arnes Shuttle merapat di halaman parkir Giant Ekstra sebagai pemberhentian terakhirnya. Lokasinya masih terbilang di kawasan pusat kota Purwakarta. Setelah selesai urusan buang hajat dan per-ATM-an, kami memesan taksi online menuju Waduk Jatiluhur yang berjarak sekitar 11-12 km. Betul, GOJEK dan Grab udah ada di Purwakarta, melengkapi jalur angkot yang masih banyak beroperasi. View Deck, Istora Resort Waduk Jatiluhur Purwakarta Panorama Waduk Jatiluhur dari Istora Resort, Resto & Cafe Puji Tuhan, driver taksol kami adalah pengelola sebuah operator tur lokal bernama POI Travel Purwakarta. Kami yang tadinya bingung mau turun di mananya Waduk Jatiluhur, segera diarahkan ke Istora Resort Jatiluhur. Yang harusnya bayar 2 kali retribusi tiket masuk kawasan Waduk Jatiluhur dan tiket masuk Istora Resort jadi gratis sama sekali. Abang driver udah akrab dengan para petugas di sana, sehingga dia cukup bilang, “Bawa tamu, Pak.” Habis perkara! Padahal, harusnya kami menghabiskan biaya lho. Hatur nuhun, kang driver. Hatur nuhun, Gustiii. Nanti kalo ada kesempatan lagi ke Purwakarta, gue mau hubungi POI Travel ah. Serius. Harga paketnya murah banget, terus nggak usah mikir mau ke mana-mananya, termasuk mau makan di mana. Paket wisatanya juga lengkap, ada city tour juga ada wisata alam. Foto-foto ala Titanic di Istora Resort Waduk Jatiluhur Purwakarta Gue udah sukaaakkk banget sama Waduk Jatiluhur ini bahkan sejak mobil belum berhenti. Maklum, di Bandung nggak ada perairan sebesar dan sebersih ini. Nggak salah kami diarahkan ke Istora Resort, karena memang di sinilah titik-titik terbaik untuk mengabadikan keindahan Waduk Jatiluhur berada. Waduk kebanggaan warga Purwakarta ini “dijaga” oleh gunung-gunung kecil di sekelilingnya. Tepiannya diselimuti oleh tanaman enceng gondok cmiiw Menurut gue, spot foto terbaik di Istora Resort Jatiluhur ini adalah pada dek yang berbentuk menyerupai kapal, menjorok beberapa meter di atas waduk. Selain itu, di sini juga ada spot dengan tulisan d’Jatiluhur, restoran, rumah pohon yang ternyata view-nya biasa aja, dan spot foto berbentuk hati. Tapi monmaap, karena foto-foto di kamera hape gue nggak sengaja terhapus saat berada di Macau dan ternyata belum di-backup semua di laptop atau Google Drive, ada beberapa spot yang nggak bisa gue tunjukkan di sini. Mendekati siang hari saat cuaca mulai panas dan gerah, kami beranjak meninggalkan Waduk Jatiluhur kembali ke pusat kota. Kali ini kami naik angkot. Kami tinggal jalan kaki sedikit menuju pintu gerbang Istora Resort, lalu menunggu angkot dari pinggir jalan. Baca Juga Itinerary Sehari Mengunjungi 6 Tempat Wisata di Semarang Check Point 2 Makan Siang di Sate Maranggi Maskar Ajiiib Purwakarta Naik angkot di pedesaan itu memang kadang ajaib. Angkot yang kami naiki sesekali berkendara di luar jalur resminya, mengikuti personal customized request dari penumpangnya, memasuki jalanan kecil yang berbatu-batu sampai angkotnya berjalan pelaaannn banget. Gue sih tenang aja. Pada akhirnya, kami sampai juga di tujuan kami, sebuah pertigaan yang menjadi pembatas imajiner antara kawasan pusat kota dan kawasan Jatiluhur. Jadi, untuk menuju Waduk Jatiluhur dari pusat kota Purwakarta dan sebaliknya bisa dicapai dengan angkot, tapi harus 2 kali. Penampakan sate maranggi di warung Maskar Ajiiib Purwakarta Dari pertigaan itu, kami naik taksi online menuju Sate Maranggi Maskar Ajiiib yang beralamat di Jl. Mr. Dr. Kusumahatmaja no. 4. Tempat makan ini juga gue putuskan secara impulsif saat itu juga dengan browsing. Seperti biasa, gue memang nyantai banget saat ngetrip di negara sendiri. Nggak banyak mencari informasi dan nggak menyusun itinerary dengan detil. Walaupun tempatnya sederhana juga nggak ber-AC, tapi yang penting luas dan bersih. Ada tempat duduk biasa dan tempat duduk lesehan yang ada di kedua tepi ruangan. Kami sama-sama memesan seporsi sate maranggi dengan nasi dan teh panas. Rasa dan porsinya oke lah. Harga pastinya lupa berapa, kalau nggak salah di kisaran Baca Juga Bertualang Kuliner di Cirebon, Dari Warung Sampai Cafe Kekinian Check Point 3 Stasiun Kopi Purwakarta Black Coffee, Stasiun Kopi Purwakarta Roti bakar dan kopi hitam panas, Stasiun Kopi Purwakarta Sebenernya sebelum mampir ke Stasiun Kopi ini, kami sempat ke Cikao Park dulu. Namun karena ternyata tempatnya nggak menarik, panas, gersang, kami cuma leyeh-leyeh aja di sana Sanny malah sampai tidur. Jadi, kunjungan ke Cikao Park gue abaikan di tulisan kali ini ya. Stasiun Kopi ini deket banget sama Stasiun Kereta Api Purwakarta, tepatnya di Jl. Singawinata no. 15. Jadi kalau kamu lagi mampir di Purwakarta dengan kereta api dan nggak punya banyak waktu, ngesot aja ke sini. Menunggu pesanan datang di Stasiun Kopi Purwakarta Desain interior cafe Stasiun Kopi Purwakarta Desain interior cafe Stasiun Kopi Purwakarta Desain interior cafe Stasiun Kopi Purwakarta Desain interior cafe Stasiun Kopi Purwakarta Gue suka banget sama tempatnya! Homey, dibalut dengan desain interior yang kaya unsur kayu. Berasa lagi singgah di rumah oma-oma Belanda atau nyonya-nyonya Tionghoa. Kayaknya sih Stasiun Kopi ini memang menempati rumah tua peninggalan Belanda yang disulap jadi café. Area yang kami tempati diisi dengan meja dan kursi-kursi kayu. Ada 3 ruangan lain yang diisi dengan sofa-sofa seperti ruang keluarga, salah satunya dilengkapi dengan meja layang memanjang dan kursi-kursi bar untuk mereka yang datang sendirian. Ada beberapa bahan bacaan yang disediakan. Outdoor seating area juga tersedia. Gue memesan kopi hitam panas dan roti bakar isi cokelat. Harganya lebih murah daripada standar café di Bandung. Tujuan kami ke sini memang mau ngadem dan santai-santai aja, jadi nggak memesan makanan berat. Menu makanan dan minumannya cukup bervariasi kok, ada makanan nusantara dan western. Baca Juga 5 Tempat Wisata di Jogja yang Instagrammable dan Anti-Mainstream Check Point 4 Final Air Mancur Situ Buleud di Taman Sri Baduga Purwakarta Suasana car free night Purwakarta Cosplayer di car free night Purwakarta Pertunjukkan air mancur yang sempat hits beberapa bulan lalu itu ternyata sudah dekat dari Stasiun Kopi dan Stasiun Purwakarta, jadi kami bisa jalan kaki ke sana. Ternyata, jalan di depan Stasiun Kopi itu disulap jadi area pedestrian alias car free night setiap malam minggu. Kami berjalan santai bersama warlok warga lokal, bukan warlok di Warcraft di bawah lampion-lampion yang melayang saling silang di awang-awang. Kami melalui deretan pedagang makanan dan muda-mudi cosplay begitu saja, straight away to the Sri Baduga Park’s Situ Buleud. Hari sudah gelap saat itu, mungkin sekitar jam 7 malam. Ratusan pengunjung sudah duduk memenuhi tribun yang mengelilingi situ. Kami agak susah payah menemukan tempat duduk kosong dengan area pandang yang bagus. Pengunjung sudah memenuhi Situ Buleud Taman Sri Baduga Purwakarta Pertunjukkan air mancur ini gratis, tapi tamannya sendiri nggak dibuka sepanjang waktu. Biasanya, pengunjung udah sibuk mengantre sejak sekitar pukul 1700. Baru kemudian sekitar jam 6 sore, pintu gerbang taman dibuka dan pengunjung masuk berduyun-duyun ke dalam Taman Sri Baduga. Kenapa gue bisa tau? Karena beberapa minggu sebelumnya gue udah ke sini. Udah ikut ngantri, udah duduk ganteng nungguin pertunjukkan air mancur dalam suasana remang-remang, tapi terus gue keluar sebelum pertunjukkan dimulai karena udah keburu pesen travel balik jam 8 malam. Bersama Sanny malam itu, gue akhirnya kesampaian menyaksikan pertunjukkan air mancur Situ Buleud di Taman Sri Baduga. Baca Juga 15 Hal yang Dapat Kamu Lakukan di Palembang Konon, pertunjukkan air mancur Purwakarta ini adalah yang terbesar se-Asia Tenggara. Bener enggaknya gue nggak tau, karena gue cuma pernah nonton pertunjukkan air mancur yang ada di KLCC Park Kuala Lumpur. Kalau dibandingkan sama yang di KL itu, memang air mancur Situ Buleud ini lebih besar. Seharusnya ada 2 kali pertunjukkan, yaitu jam 1900 dan 2000, tapi malam itu pertunjukkan hanya berlangsung sekali jam 1930. Alasannya sih karena ada kendala teknis. Pertunjukkannya berlangsung selama kurang lebih 15 menit, di mana kita menyaksikan air mancur yang menari-nari dalam berbagai rupa dan warna mengikuti irama lagu kebangsaan yang digaungkan. Pertunjukkan air mancur di Situ Buleud Taman Sri Baduga Purwakarta Pertunjukkan air mancur di Situ Buleud Taman Sri Baduga Purwakarta Pertunjukkan air mancur di Situ Buleud Taman Sri Baduga Purwakarta Saat ke sini untuk pertama kalinya, gue mengeluhkan kehadiran lampu sorot karena menurut gue mengganggu pandangan. Ternyata eh ternyata, saat pertunjukkan berlangsung, lampu sorotnya dimatikan. Gue cukup puas, ada beberapa bidikan kamera yang mampu mengabadikan lukisan cahaya malam itu dengan indah. Dari Taman Sri Baduga Purwakarta, kami berjalan menembus hiruk pikuk malam minggu menuju jalan raya untuk menumpang angkot menuju Giant Ekstra. Meski agak tersendat dengan kemacetan, tapi puji Tuhan kami tidak terlambat. Dari Giant Ekstra, kami naik Arnes Shuttle lagi untuk keberangkatan jam 2100 kembali ke Bandung. Sampai jumpa lagi, Purwakarta. Ingin di lain kali, gue bisa singgah satu malam di bawah langitmu agar bisa menyambut kesegaran pagimu di esok harinya. Baca Juga 10 Hal yang Bisa Kamu Lakukan di Pontianak Nah, jadi buat kamu yang berdomisili di Jakarta atau Bandung, Purwakarta bisa jadi jujugan untuk weeked getaway, entah one day trip atau liburan 2 hari. Kalau perlu, kamu bisa kembali ke kota asalmu pada hari Senin subuh. Selain Waduk Jatiluhur, Stasiun Kopi, dan Situ Buleud Taman Sri Baduga, masih ada banyak banget tempat wisata di Purwakarta. Sayangnya, mereka semua berada jauh dari kota, padahal gue juga pengen ke curug sama situ-nya. Jadi kalau kamu mau berkunjung ke tempat-tempat yang jauh dari kota itu, mending bawa mobil atau sewa tur seperti POI Travel Purwakarta. Oke, sampai jumpa pada perjalanan berikutnya. Keep learning by traveling~ Tag air mancur purwakarta, air mancur situ buleud, air mancur taman sri baduga, arnes shuttle, cafe di purwakarta, car free night purwakarta, coffee shop purwakarta, day tour purwakarta, istora resort purwakarta, istora resto cafe purwakarta, jadwal air mancur purwakarta, jalan-jalan di purwakarta, jawa barat, kuliner purwakarta, malam minggu di purwakarta, one day trip purwakarta, open trip purwakarta, paket tour purwakarta, Purwakarta, purwakarta dalam sehari, sate maranggi maskar ajib, sate maranggi purwakarta, sewa mobil purwakarta, situ buleud purwakarta, situ buleud taman sri baduga, stasiun kopi purwakarta, taman sri baduga purwakarta, tempat makan purwakarta, tempat nongkrong purwakarta, tiket masuk waduk jatiluhur purwakarta, travel bandung purwakarta, waduk jatiluhur, wisata di purwakarta
PurwakartaAnalisnews.co.id, Kejar target, Jajaran Kepolisian Resor (Polres) Purwakarta membuat terobosan baru untuk mempercepat vaksinasi. Seperti yang dilakukan Satuan Polisi Perairan (Satpolair) Polres Purwakarta yang membuka layanan vaksinasi di bagi para nelayan dan masyarakat pesisir Waduk Jatiluhur. Kali ini, terobosan vaksinasi tersebut
Kalau kamu sedang merencanakan wisata ke Purwakarta bersama keluarga, jangan lupa untuk main ke sebuah waduk, namanya Jatiluhur. Waduk Jatiluhur atau Jatilluhur reservoir ini ini tidak hanya berfungsi sebagai PLTA saja nih, namun juga menjadi destinasi wisata alam terbaik yang ada di Purwakarta. Bahkan, Jatiluhur reservoir ini menjadi bendungan paling besar yang ada di Indonesia. Tidak heran sih jika bendungan Jatiluhur menawarkan pemandangan yang indah dan menjadi destinasi terpopuler di Purwakarta. Kalau kamu sudah di Purwakarta, maka jangan melewatkan wisata satu ini, ya! Sekilas Mengenai PLTA Waduk Jatiluhur Purwakarta Jatiluhur reservoir merupakan sebuah bendungan yang awal mulanya difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air atau biasa dikenal dengan PLTA. Hanya saja, dengan berjalannya waktu, Jatiluhur reservoir ini juga turut membendung air yang mengalir dari Sungai Citarum. Sampai kemudian bendungan Jatiluhur ini mulai dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk berbagai hal. Nah, PLTA Bendungan Jatiluhur ini sebenarnya dikelola langsung oleh perusahaan bernama Perum Jasa Tirta II. PLTA Bendungan Jatiluhur dikenal memiliki limpasan yang sangat besar di dunia. Jadi, tidak heran ya mengapa Jatiluhur reservoir bisa menjadi bendungan yang sangat besar di Indonesia bahkan dunia. Setidaknya, Bendungan Jatiluhur ini memiliki 6 turbin dan daya 187 MW. Daya yang ada di PLTA Bendungan Jatiluhur bahkan bisa memproduksi sampai juta kwh dan menyuplai tenaga listrik per tahunnya. Bukan hanya berfungsi sebagai tenaga listrik, bahkan PLTA Bendungan Jatiluhur bisa untuk irigasi. Ya, waduk satu ini bisa menyuplai air untuk kebutuhan irigasi ke sekitar hektar sawah. Jadi, sawah di kawasan bendungan Jatiluhur akan teririgasi air dalam jangka waktu dua kali tanam setiap tahun. Selain menjadi tenaga listrik dan irigasi, air yang sangat melimpah, waduk Jatiluhur dimanfaatkan untuk hal lain seperti Suplai air untuk budidaya perikananMengendalikan banjirBahan baku untuk air minumTempat wisata Daya Tarik Waduk Jatiluhur Purwakarta Menjadi bendungan terbesar di Indonesia, tidak heran jika Jatiluhur reservoir ini juga menjadi sebuah destinasi wisata recommended di Purwakarta. Ada banyak sekali daya tarik yang ditawarkan oleh bendungan Jatiluhur, diantaranya 1. Suasana dan Panorama yang Memikat Daya tarik utama yang bendungan Jatiluhur berikan adalah suasana yang begitu asri dipadukan dengan panorama alamnya. Ketika kamu sudah sampai di bendungan Jatiluhur, kamu akan menyaksikan panorama yang amat memikat. Waduk dan bendungan ini menawarkan suasana yang begitu damai dan menenangkan, dijamin kamupun akan merasa betah ketika di berlama lama di sini. Apalagi, kawasan bendungan Jatiluhur ini juga sudah mulai dikembangkan menjadi budidaya ikan. Otomatis, kalau kamu datang ke bendungan Jatiluhur, maka kamu akan dihadapkan dengan panorama indah, suasana yang menyenangkan dan bonus bisa memancing. Kamu tidak akan bosan berdiam diri sambil memancing di waduk ini karena suasana sekitarnya yang amat sejuk. 2. Bisa Melihat Pemandangan Gunung Cilembu Ketika kamu datang ke Bendungan Jatiluhur, maka kamu akan disajikan dengan sebuah pemandangan yang agung dan begitu menakjubkan, yaitu Gunung Cilembu. Jadi, Gunung Cilembu ini menjadi background pemandangan dari Bendungan Jatiluhur. Kamu bisa melihat betapa megahnya gunung dengan tinggi 729 mdpl ini dari Bendungan Jatiluhur. Nah, karena lokasi Bendungan Jatiluhur ini dekat dengan Gunung Cilembu, maka tidak heran ya jika suasana di waduk ini masih sangat asri. Kamu akan merasakan betapa sejuknya kawasan wisata Bendungan Jatiluhur ini. Udara yang kamu hirup benar-benar masih sejuk, bebas dari yang namanya polusi. 3. Ada Berbagai Macam Spot Foto Kalau kamu punya hobi fotografi, maka Bendungan Jatiluhur ini menyediakan banyak sekali aneka spot untuk berburu gambar. Kamu bisa mengambil gambar dengan berbagai angle mengingat wisata alam ini masih dikelilingi dengan pepohonan, gunung dan keindahan alam lainnya. Mencari spot foto yang instagenic tidak akan membuatmu sulit karena pemandangannya amat ciamik. Bahkan, pengelola Bendungan Jatiluhur juga sudah menyediakan beberapa spot foto untuk wisawatan seperti ayunan dari kayu dan beberapa miniatur lainnya. Kamu yang hobi mencari spot-spot foto, dijamin tidak akan menyesal deh sudah pergi ke Bendungan Jatiluhur ini. 4. Ada Wisata Jatiluhur Water World Dengan banyaknya air yang ada di Bendungan Jatiluhur, maka dibangunlah sebuah wisata Jatiluhur Water World. Wisata berkonsep waterbom ini sangat cocok sekali untuk kamu yang datang bersama keluarga dan ingin berenang, Jatiluhur Water World sendiri memiliki 4 tipe kolam renang, yaitu dewasa, anak-anak, olympic dan dangkal. Kalau kamu merasa bosan di Bendungan Jatiluhur, maka ajaklah keluarga untuk bermain di Jatiluhur Water World karena lokasinya masih menjadi satu dengan bendungan. Di Jatiluhur Water World ini ada berbagai fasilitas yang lengkap, lho! Ya, beberapa fasilitas yang Jatiluhur Water World sediakan adalah Ember air raksasaPapan seluncurBungee trampolinGazeboKantin 5. Ada Pasar Ikan Kamu suka sekali mencari ikan-ikan segar langsung dari pasar khusus ikan? Maka Waduk Jatiluhur ini bisa menjadi tempat yang sangat tepat, lho! Pasalnya, di sini kamu bisa puas belanja ikan di pasar ikan. Semua ikan yang dijual di pasar Bendungan Jatiluhur ini dijamin masih fresh. Kalau kamu suka sekali makan ikan namun tidak suka memancing, maka kamu masih bisa menikmati ikan-ikan segar di pasar ikan Bendungan Jatiluhur. Kualitas ikan yang disediakan pasar Bendungan Jatiluhur sangat bagus karena memang langsung ditangkap dari waduk. 6. Banyak Toko Souvenir Kalau kamu suka sedang mencari toko souvenir untuk berburu oleh-oleh, maka datang saja ke Bendungan Jatiluhur. Di sekitar bendungan ini, ada banyak sekali toko oleh oleh yang bisa dicari. Kamu bisa membelikan buah tangan apapun untuk kerabat, keluarga maupun teman yang tidak bisa datang langsung ke Bendungan Jatiluhur. Oh ya, di wisata Bendungan Jatiluhur ini, ada juga sebuah panggung terbuka yang sering digunakan untuk menghibur wisatawan. Biasanya, di panggung terbuka itu, ada juga acara-acara penting yang diselenggarakan. Kalau kamu penasaran sekali dengan keindahan Bendungan Jatiluhur ini, kamu bisa datang ke kawasan Jatiluhur, tepatnya di Jatimekar, Kabupaten Purwakarta. Waduk sekaligus Bendungan ini sangat terkenal di Purwakarta sehingga tidak sulit kok untuk menuju ke destinasi wisata ini. Kalau kamu datang dari pusat kota Purwakarta, maka perjalanan akan membutuhkan sekitar 30 menit sebab jaraknya memakan 11 kilometer. Namun, kalau kamu berangkatnya dari Jakarta, ambil rute jalan Tol Purbaleunyi dan keluarlah di gerbang Tol Jatiluhur. Setidaknya perjalanan akan membutuhkan waktu 2 jam. Jika kamu ingin datang ke bendungan Jatiluhur PLTA namun tidak punya kendaraan pribadi, maka kamu naik angkot 03 dengan warna merah kuning dari pusat kota Purwakarta. Selanjutnya, kamu bisa turun ke Pasar Bunder dan pindah angkot dengan kode 011 yang warnanya merah hitam. Angkot tersebut akan menuju langsung ke Bendungan Jatiluhur. Nah, untuk tiket masuk yang dibanderol jika ingin berkunjung ke waduk atau bendungan Jatiluhur ini adalah Rp. saja per orangnya. Harga tersebut hanya berlaku di hari Senin hingga Jumat saja. Kalau kamu datangnya saat hari libur atau weekend, maka harga tiket masuknya Rp. Adapun untuk jam bukanya sendiri bebas, yaitu 24 jam! Aktivitas yang Bisa Dilakukan di Waduk Jatiluhur Purwakarta 1. Hunting Foto Seperti yang sudah disebutkan di awal, bahwa bendungan Jatiluhur ini memiliki banyak sekali spot foto, maka aktivitas yang bisa kamu lakukan ketika datang ke wisata ini adalah hunting foto sebanyak-banyaknya. Kamu bisa siapkan kamera dengan cadangan baterainya dan jangan lupa nih gunakan outfit terbaik untuk menghasilkan gambar bagus dan instagenic. Kurang lengkap datang ke waduk Jatiluhur jika tidak berburu foto. 2. Memancing Asyiknya dari Bendungan Jatiluhur adalah, wisatawan dibebaskan untuk memancing di kawasan wisata. Kalau kamu memang hobi memancing, maka kamu bisa bawa peralatan memancing lho dari rumah. Memancing di Bendungan Jatiluhur pasti akan menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan. Kebanyakan wisatawan yang datang ke waduk dan sambil memancing akan menghabiskan waktu sampai senja. Tidak mendapatkan ikan di wadukpun tidak akan menjadi masalah karena suasana wisatanya sudah cukup membuat siapapun merasa damai dan tenang. 3. Berenang Meskipun wisatawan dilarang keras untuk berenang di Bendungan Jatiluhur, namun kamu tidak perlu sedih, lho! Kamu bisa berenang dan bermain air langsung di Jatiluhur Water World, destinasi wisata air yang masih menjadi satu kawasan dengan waduk. Kalau kamu mau bermain di Jatiluhur Water World, jangan lupa bawa baju ganti, ya! Dijamin kamu tidak bosan deh main di Jatiluhur Water World. 4. Outbound Ternyata, Waduk Jatiluhur ini juga menyediakan fasilitas outbound. Pengelola menyiapkan paket outbound untuk perusahaan atau instansi yang ingin mencoba seru-seruan di Bendungan Jatiluhur. Pastikan untuk melakukan reservasi terlebih dahulu, ya! 5. Berkemah Kalau kemah di camping ground mungkin sudah biasa, ya! Tapi bagaimana kalau kemahnya di waduk? Pasti suasananya akan sangat menyenangkan bukan? Pengelola wisata bahkan menyediakan fasilitas perkemahan sehingga siapapun yang ingin mencoba bermalam di Bendungan Jatiluhur, maka bisa sewa dari sini. 6. Berburu Kuliner Di sekitar Bendungan Jatiluhur ada berbagai restoran yang menyediakan banyak sekali aneka jenis makanan. Uniknya adalah, restoran tersebut mengapung dan bisa kamu kunjungi di tengah waduk. Ya, ada Restoran Apung yang bisa kamu kunjungi dengan naik perahu motor. Ada banyak sekali aneka menu enak yang bisa kamu dapatkan di Restoran Apung ini. Namun, untuk bisa ke Restoran Apung, maka kamu harus membayar biaya sewa perahu sekitar Rp dengan durasi tempuh 20 menitan. Fasilitas di Waduk Jatiluhur Purwakarta Menjadi wisata yang dibuka secara umum, tentu saja waduk ini sudah dibekali dengan berbagai fasilitas untuk memanjakan para pengunjungnya. Beberapa fasilitas yang bisa kamu nikmati ketika berkunjung ke Bendungan Jatiluhur adalah Area parkir luasSpot fotoGazeboToilet bersihMusholaLapangan olahragaPerahu wisataKanoJet skiPanggung terbukaRestoran Galeri Gambar Waduk Jatiluhur Purwakarta Review Wisata Waduk Jatiluhur Untuk mengetahui lebih dalam mengenai apa saja yang ada di tempat wisata Waduk Jatiluhur ini simak video singkat dibawah ini agar kamu tercerahkan. Nah itu tadi ulasan lengkap mengenai wisata waduk jatiluhur Purwakarta. Lengkap sekali bukan fasilitas yang disediakan di Waduk Jatiluhur? Kamu yang sedang berada di Purwakarta, jangan lewatkan untuk datang dan berkunjung ke wisata satu ini, ya! Navigasi posOcx7.